NyapNyap.com - Kasus Setya Novanto yang bergulir pada saat ini sepertinya berbuntut panjang dan makin melebar saja.
Senin besok direncanakan untuk jadwal persidangan dengan mendatangkan terlapor, Ketua DPR, Setya Novanto.
DinamitSport - Sebelumnya, seperti yang diberitakan juga oleh nyapnyap.com, Riza Chalid diketahui telah mangkir dalam pemanggilan oleh MKD. Dari pihak MKD pun hingga saat ini masih memanggil pengusaha Riza Chalid sebelum merencanakan untuk pemanggilan paksa.
Namun, di tengah kasus yang saat ini menjadi sorotan publik, muncul kembali kasus baru yang tidak kalah hebohnya adalah tentang kasus lama di pilpres 2014 kemarin. Ada isu baru muncul yang menyebutkan bahwa Jokowi diduga melakukan kecurangan.
Kutipan nyapnyap.com, seperti yang sudah diketahui bahwa kasus Setya Novanto biasa disebut dengan istilah 'Papa Minta Saham' dan kini muncul isu baru lagi yaitu sering disebut dengan 'Papa Menang Curang'.
Adapun orang yang paling gencar menyebarkan isu tersebut adalah Jonru. Lewat postingannya di sosial media, Jonru dengan sangat bersemangat untuk menyebarkan isu 'Papa Menang Curang' tersebut.
Prediksi Jonru akan ada peristiwa besar untuk pengalihan isu
Saya cukup yakin, beberapa hari ke depan akan muncul peristiwa besar yang akan membuat perhatian kita teralih dari kasus #PapaMintaSaham.
Peristiwa besar apa?
Saya juga belum tahu. Namun biasanya, pengalihan isu sudah jadi mainan sehari-hari di negeri ini.
Kita tunggu saja. Dan status ini akan menjadi saksi, apakah peristiwa terbesar tersebut akan benar2 ada atau tidak.
Setelah pernyataan tersebut timbul postingan baru Jonru tentang dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Jokowi pada pilpres 2014 lalu.
Adapun nyapnyap.com melihat tulisan Jonru di fanspagenya salah satunya adalah sebagai berikut:
Jonru
Riza Chalid Ungkap Polisi Digerakkan untuk Kalahkan Prabowo
Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) akhirnya menyetujui untuk memutar rekaman terkait perpanjangan kontrak PT Freeport. Selain membahas Freeport, perbincangan tiga orang, yaitu SN (Ketua DPR Setya Novanto), MR (pengusaha Muhammad Riza Chalid), MS (Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin) juga menyinggung berbagai masalah lain.
Di antaranya, mereka mengungkap strategi partai pendukung Jokowi untuk mengalahkan Prabowo ketika Pilpres 2014. MR bahkan mengungkap bagaimana kepolisian digerakkan untuk ikut memenangkan Jokowi. (Baca: Soal Jokowi Mantu, Dirut Freeport: Menteri PAN Ecek-Ecek >> http://nasional.republika.co.id/…/nyqpjw334-soal-jokowi-man…)
Rekaman yang pertama kali dibuka Menteri ESDM Sudirman Said ke publik itu dibuat pada 8 Juni 2015, lalu di sebuah hotel di Jakarta. Berikut transkrip rekaman yang diputar dalam sidang MKD di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/12) malam: (Baca: Setnov: Keras Kepalanya Jokowi Bahaya Buat Kita >> http://nasional.republika.co.id/…/nyqqcg334-setnov-keras-ke…)
MR: Di Solo ada…., ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka, Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG. Padahal pada waktu pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan.
SN: Termasuk Papua
MR: Termasuk Papua. Noken kita habis.
SN: Habis Pak, hampir setengah triliun.
MR: Kapolda Papua itu kan sahabat saya, sahabat deket.
MS: Tito
MR: Tito. Akhirnya ditarik ke Jakarta supaya nggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi. Tapi Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta. Yang minta Jokowi.
SN: Jawa Barat hahaha
MR: Gila Pak. Alot pak orangnya Pak.
SN: Pengalaman itu, maksudnya saya pengalaman itu. Jadi kita harus pakai akal. Kita harus pakai ini. Kuncinya kan ada kuncinya. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya. Cek gocek
MR: Darmo ini disayang sama dia karena, Si Darmo kalau presentasi, lulusan Amerika, sudah kuliah PHD pintar. Jokowi happy terus. Ini saya tahu. Darmo ngomong Pak itu didengerin. Gitu Pak
SN: Cuma sudah dibeli gara-gara ketemu bapak, dikunci, sreeeet. Berubah
MR: Dikawanin lah.
MS: Hasil lobi ya
SN: Semuanya, semua istana beliau bisa biaya yang lain-lain, biayain semualah.
http://nasional.republika.co.id/…/nyqrn4334-riza-chalid-ung…
Postingan tersebut diposting oleh Jonru pada tanggal 03 Desember 2015 kemarin. Hingga saat ini, Jonru masih juga membahas tentang isu 'Papa Menang Curang' tersebut. Berikut adalah gambar yang berhasil nyapnyap.com dapatkan:
Mantan Stafsus SBY Sebut Rekaman Freeport Jelaskan Tiga Hal
JAKARTA - Mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief, mengungkapkan, setidaknya ada poin penting dalam proses persidangan etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR terkait bukti rekaman yang diputar di persidangan.
“Kalau jeli, rekaman jelaskan tiga hal. Pertama, Jokowi curang di Pilpres. Kedua, sebagai Presiden inkompeten. Ketiga, dapat 20 persen saham Freeport,” cuit Andi dalam akun twitternya @AndiArief_AA sebagaimana dikutip, Jumat (4/12/2015).
Menurut Andi, tidak ada yang mencatut nama Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rekaman tersebut.
“Nasi sudah menjadi bubur, publik melalui parlemen mulia dengar soal kecurangan pemilu,” kata Andi.
Apa yang tersuguhkan dalam rekaman yang diperdengarkan di MKD, lanjut dia, secara langsung menunjukkan bagaimana para elite politik di negeri ini tidak ada yang sungguh-sungguh memperjuangkan Indonesia dan rakyat.
Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Luhut yang namanya turut disebutkan dalam rekaman selayaknya diberikan forum pembelaan diri. Bagaimana teknisnya, Andi menyerahkan sepenuhnya kepada publik.
Andi lantas meminta pakar hukum seperti Prof Mahfud MD dan Prof Yusril Ihza Mahendra memberikan tanggapan seputar rekaman dimaksud. Utamanya soal legitimasi pemilihan presiden 2014 lalu.
“Mudah2an Prof @Yusrilihza_Mhd Prof @mohmahfudmd mau menjawab. Karena ini persoalan yang baru pertama muncul, kecurangan setelah ditetapkan. Harus ada kepastian hukum yang menyatakan rekaman kecurangan itu mempengaruhi/tidak mempengaruhi keabsahan/legitimasi Jokowi-JK,” tulis Andi. (put)
Sumber berita: http://news.okezone.com/read/2015/12/04/337/1261236/mantan-stafsus-sby-sebut-rekaman-freeport-jelaskan-tiga-hal
Menanggapi hal ini, sepertinya ini terkesan bahwa Jonru pada saat ini sedang melakukan pengalihan isu untuk melupakan kasus Setya Novanto menjadi gulir berita baru tentang dugaan kecurangan Jokowi saat pilpres 2014 lalu.
Bukan hanya itu saja, nyapnyap.com juga mendapatkan postingan dari Jonru saat mendapat hujatan dari para pendukung Jokowi.
Jawaban Jonru pada saat dituding belum bisa "Move on"
Senin besok direncanakan untuk jadwal persidangan dengan mendatangkan terlapor, Ketua DPR, Setya Novanto.
DinamitSport - Sebelumnya, seperti yang diberitakan juga oleh nyapnyap.com, Riza Chalid diketahui telah mangkir dalam pemanggilan oleh MKD. Dari pihak MKD pun hingga saat ini masih memanggil pengusaha Riza Chalid sebelum merencanakan untuk pemanggilan paksa.
Namun, di tengah kasus yang saat ini menjadi sorotan publik, muncul kembali kasus baru yang tidak kalah hebohnya adalah tentang kasus lama di pilpres 2014 kemarin. Ada isu baru muncul yang menyebutkan bahwa Jokowi diduga melakukan kecurangan.
Papa Minta Saham vs Papa Menang Curang |
Adapun orang yang paling gencar menyebarkan isu tersebut adalah Jonru. Lewat postingannya di sosial media, Jonru dengan sangat bersemangat untuk menyebarkan isu 'Papa Menang Curang' tersebut.
Prediksi Jonru akan ada peristiwa besar untuk pengalihan isu
Pernyataan Jonru |
Peristiwa besar apa?
Saya juga belum tahu. Namun biasanya, pengalihan isu sudah jadi mainan sehari-hari di negeri ini.
Kita tunggu saja. Dan status ini akan menjadi saksi, apakah peristiwa terbesar tersebut akan benar2 ada atau tidak.
Setelah pernyataan tersebut timbul postingan baru Jonru tentang dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Jokowi pada pilpres 2014 lalu.
Adapun nyapnyap.com melihat tulisan Jonru di fanspagenya salah satunya adalah sebagai berikut:
Papa Main Curang (gambar ilustrasi nyapnyap ambil dari google) |
Riza Chalid Ungkap Polisi Digerakkan untuk Kalahkan Prabowo
Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) akhirnya menyetujui untuk memutar rekaman terkait perpanjangan kontrak PT Freeport. Selain membahas Freeport, perbincangan tiga orang, yaitu SN (Ketua DPR Setya Novanto), MR (pengusaha Muhammad Riza Chalid), MS (Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin) juga menyinggung berbagai masalah lain.
Di antaranya, mereka mengungkap strategi partai pendukung Jokowi untuk mengalahkan Prabowo ketika Pilpres 2014. MR bahkan mengungkap bagaimana kepolisian digerakkan untuk ikut memenangkan Jokowi. (Baca: Soal Jokowi Mantu, Dirut Freeport: Menteri PAN Ecek-Ecek >> http://nasional.republika.co.id/…/nyqpjw334-soal-jokowi-man…)
Rekaman yang pertama kali dibuka Menteri ESDM Sudirman Said ke publik itu dibuat pada 8 Juni 2015, lalu di sebuah hotel di Jakarta. Berikut transkrip rekaman yang diputar dalam sidang MKD di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/12) malam: (Baca: Setnov: Keras Kepalanya Jokowi Bahaya Buat Kita >> http://nasional.republika.co.id/…/nyqqcg334-setnov-keras-ke…)
MR: Di Solo ada…., ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka, Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG. Padahal pada waktu pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan.
SN: Termasuk Papua
MR: Termasuk Papua. Noken kita habis.
SN: Habis Pak, hampir setengah triliun.
MR: Kapolda Papua itu kan sahabat saya, sahabat deket.
MS: Tito
MR: Tito. Akhirnya ditarik ke Jakarta supaya nggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi. Tapi Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta. Yang minta Jokowi.
SN: Jawa Barat hahaha
MR: Gila Pak. Alot pak orangnya Pak.
SN: Pengalaman itu, maksudnya saya pengalaman itu. Jadi kita harus pakai akal. Kita harus pakai ini. Kuncinya kan ada kuncinya. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya. Cek gocek
MR: Darmo ini disayang sama dia karena, Si Darmo kalau presentasi, lulusan Amerika, sudah kuliah PHD pintar. Jokowi happy terus. Ini saya tahu. Darmo ngomong Pak itu didengerin. Gitu Pak
SN: Cuma sudah dibeli gara-gara ketemu bapak, dikunci, sreeeet. Berubah
MR: Dikawanin lah.
MS: Hasil lobi ya
SN: Semuanya, semua istana beliau bisa biaya yang lain-lain, biayain semualah.
http://nasional.republika.co.id/…/nyqrn4334-riza-chalid-ung…
Postingan tersebut diposting oleh Jonru pada tanggal 03 Desember 2015 kemarin. Hingga saat ini, Jonru masih juga membahas tentang isu 'Papa Menang Curang' tersebut. Berikut adalah gambar yang berhasil nyapnyap.com dapatkan:
Mantan Stafsus SBY Sebut Rekaman Freeport Jelaskan Tiga Hal
JAKARTA - Mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief, mengungkapkan, setidaknya ada poin penting dalam proses persidangan etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR terkait bukti rekaman yang diputar di persidangan.
“Kalau jeli, rekaman jelaskan tiga hal. Pertama, Jokowi curang di Pilpres. Kedua, sebagai Presiden inkompeten. Ketiga, dapat 20 persen saham Freeport,” cuit Andi dalam akun twitternya @AndiArief_AA sebagaimana dikutip, Jumat (4/12/2015).
Menurut Andi, tidak ada yang mencatut nama Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rekaman tersebut.
“Nasi sudah menjadi bubur, publik melalui parlemen mulia dengar soal kecurangan pemilu,” kata Andi.
Apa yang tersuguhkan dalam rekaman yang diperdengarkan di MKD, lanjut dia, secara langsung menunjukkan bagaimana para elite politik di negeri ini tidak ada yang sungguh-sungguh memperjuangkan Indonesia dan rakyat.
Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Luhut yang namanya turut disebutkan dalam rekaman selayaknya diberikan forum pembelaan diri. Bagaimana teknisnya, Andi menyerahkan sepenuhnya kepada publik.
Andi lantas meminta pakar hukum seperti Prof Mahfud MD dan Prof Yusril Ihza Mahendra memberikan tanggapan seputar rekaman dimaksud. Utamanya soal legitimasi pemilihan presiden 2014 lalu.
“Mudah2an Prof @Yusrilihza_Mhd Prof @mohmahfudmd mau menjawab. Karena ini persoalan yang baru pertama muncul, kecurangan setelah ditetapkan. Harus ada kepastian hukum yang menyatakan rekaman kecurangan itu mempengaruhi/tidak mempengaruhi keabsahan/legitimasi Jokowi-JK,” tulis Andi. (put)
Sumber berita: http://news.okezone.com/read/2015/12/04/337/1261236/mantan-stafsus-sby-sebut-rekaman-freeport-jelaskan-tiga-hal
Menanggapi hal ini, sepertinya ini terkesan bahwa Jonru pada saat ini sedang melakukan pengalihan isu untuk melupakan kasus Setya Novanto menjadi gulir berita baru tentang dugaan kecurangan Jokowi saat pilpres 2014 lalu.
Bukan hanya itu saja, nyapnyap.com juga mendapatkan postingan dari Jonru saat mendapat hujatan dari para pendukung Jokowi.
Jawaban Jonru pada saat dituding belum bisa "Move on"
Sebenarnya... ketika para jokowers sibuk menuduh "belum move on", "barisan sakit hati", "tidak terima idolanya kalah", dan seterusnya, ada satu kalimat yang sejak dulu ingin sekali saya ucapkan. Namun saya berusaha EKSTRA SABAR untuk tidak mengucapkannya atau menuliskannya.Bagaimana menurut Anda?
Kenapa? Karena BELUM SAATNYA.
Kenapa belum saatnya? Karena dulu belum ada bukti. Jika tak ada bukti, pasti dengan sangat mudah dituduh "ngarang" bahkan "fitnah".
Dan kini, alhamdulillah BUKTI MULAI TERKUAK. Karena itu, SEKARANG saya beranikan diri menuliskan kalimat yang sudah saya tahan-tahan selama setahun lebih:
"Kami tidak terima kekalahan Prabowo, bukan karena kami gagal move on, tapi karena sebenarnya dia tidak kalah. Dia dikalahkan dengan cara yang curang."
Prabowo adalah The Real President hasil Pilpres 2014.
#PapaMenangCurang frown emoticon
Alhamdulillah, plong banget rasanya!
0 comments:
Post a Comment