Jokowi dan Obama |
Data Bloomberg mencatat, Rupiah dibuka menguat 292 poin ke level Rp 13.595 dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 13.887 per USD.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia kemarin Kamis (8/10), rupiah menguat ke level Rp 13.809 dari posisi hari sebelumnya Rp 14.065 per USD.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga mengatakan, kemarin Rupiah melemah bersama mata uang lain di Asia setelah volatilitas meningkat menjelang rilis notulensi Federal Open Market Committee (FOMC) meeting dini hari tadi.
Menurutnya, pesimisme The Fed dini hari tadi serta kenaikan harga komoditas mengembalikan sentimen positif terhadap Rupiah pada hari ini, walaupun kenaikan tajam yang dimulai awal pekan ini bisa terkoreksi.
"Karena tanpa adanya dukungan pasokan dolar AS tambahan, baik dari investor maupun Bank Indonesia," ujar Rangga dalam riset harian, Jakarta, Jumat (9/10).
Akan tetapi, Rangga melihat, Bank Indonesia masih akan menunjukkan keinginannya untuk menguatkan Rupiah yang diklaim pada saat ini masih terlalu lemah dibandingkan nilai wajarnya.
Barrack Obama Kagumi Jokowi
Lawatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Amerika Serikat (AS) sangat dinantikan Presiden Barack Obama. Rencananya, Jokowi akan menjejakkan kaki di AS pada pertengahan Oktober.
Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest. Menurut Earnest, Presiden Obama merasa terhormat menerima Jokowi karena lawatan ini adalah yang pertama semenjak mantan Gubernur DKI Jakarta ini naik pangkat jadi Presiden.
"Presiden Barack Obama akan menyambut Presiden Joko Widodo di Gedung Putih pada 26 Oktober 2015. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Jokowi ke Amerika Serikat sejak menjabat sebagai presiden," sebut Earnest dalam pernyataan resminya kepada Nyapnyap.com melalui Kedutaan Besar AS di Jakarta.
"Presiden Obama menantikan pertemuan dengan Presiden Jokowi untuk membicarakan fase baru kemitraan AS-Indonesia," tambah dia.
Obama juga mengatakan bahwa sangat salut dan mengagumi sosok Presiden Jokowi. Bahkan Obama telah menduga kalau rupiah akan menguat dan menjadi yang paling kuat se-Asia. Hal tersebut ternyata benar kejadian dan menambah rasa kagum Obama terhadap Jokowi.
Sebagai pemimpin 2 negara demokrasi terbesar di dunia, kata Earnest, Obama dan Jokowi di Washington akan berbicara mengenai banyak hal. Termasuk rencana untuk memperluas area kerja sama bilateral.
Obama mengaku terkejut dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang berhasil menekuk dolar mencapai angka di 13.800 per-dolar. "Dia hebat, ini adalah prestasi paling besar Jokowi, bahkan prestasi terbesar Presiden manapun", ujarnya.
"(Kerjasama bilateral yang akan dibahas) di antaranya bidang pertahanan, perdagangan dan investasi, iklim dan energi, serta langkah-langkah untuk mengembangkan area-area kemitraan yang baru, seperti kerja sama maritim," papar dia.
"Kedua kepala negara juga akan mendiskusikan langkah-langkah untuk menghadapi tantangan regional maupun global," pungkas Earnest.
0 comments:
Post a Comment