"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sampurasun!" ujar pria yang akrab disapa Aher membuka sambutannya di Kampus IPB Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/11/2015).
Aher kemudian membanggakan potensi alam di Jawa Barat. Ada beragam komoditas bunga dan buah yang tersebar di seluruh Jawa Barat.
"Ini keistimewaan Kota Bogor sebagai wilayah yang curah hujannya tinggi, kami memiliki tanaman beraneka ragam. Itulah mengapa orang Eropa bilang 'Jawa Barat diciptakan ketika Tuhan tersenyum'," tutur Aher.
Joko Widodo |
Setelah sambutan Aher, giliran Presiden Jokowi yang berpidato. Sambil tersenyum, Jokowi mengucapkan salam yang sama seperti Aher.
"Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sampurasun!" ucap Jokowi.
"Rampes!" jawab seluruh hadirin.
Di awal sambutannya Jokowi meminta ketergantungan buah impor dikurangi. Indonesia harus bangga dengan keanekaragaman hayati hasil produksi lokal.
Acara dimulai pukul 10.15 WIB dan dihadiri pula oleh Mentan Amran Sulaiman. Hingga berita ini ditulis, acara masih berlangsung. Turut hadir dalam acara ini Menteri BUMN Rini Soemarno, Mendes Marwan Jafar dan juga Walikota Bogor Bima Arya.
Jokowi Serius menanggapi masalah Impor Buah
Akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), buah impor semakin marak masuk ke Indonesia. Sehingga menyebabkan buah lokal tidak cukup mampu bersaing.
Informasi ini langsung ditanggapi serius oleh Jokowi, dengan meminta IPB menyiapkan 10 kawasan percontohan yang paling potensial untuk mendorong produksi buah lokal berkualitas dan bersaing dengan impor.
"Beliau berikan arahan, agar dipilih 10 kabupaten, yang paling potensial. IPB diminta sampaikan usulan untuk 10 kabupaten yang mana saja dan buahnya mana saja yang tepat, dan siapkan bibitnya untuk kita garap sama-sama," ungkap Rektor IPB Herry Suhardiyanto.
Buah-buahan |
"Sekarang kita sudah mulai untuk manggis, durian, pepaya, pisang," sebutnya.
Pengembangan tersebut diawali dengan konsolidasi antara para petani kecil. Sehingga bisa membentuk kelompok yang cukup besar untuk melakukan budi daya. Tujuannya adalah mempermudah pembinaan.
Selanjutnya adalah dengan mempersiapkan bibit unggul. Tentunya dilengkapi dengan teknologi canggih. "Teknologi ini dipergunakan dengan benar. Kita siapkan pasca panen dengan baik sampai kepada pengelolaan kematangan buah. Ini juga bisa diatur melalui teknologinya," terang Herry.
Persoalan lainnya yang lebih penting adalah, dengan menarik investor untuk terlibat dalam tanam buah. Pasar Indonesia cukup besar, sehingga menurutnya mampu untuk mendatangkan investor.
"Pasar domestik kita juga kan besar, karena sudah mulai bergeser masyarakat kita ini kan semula didominasi sangat besar oleh karbohidrat, kita mulai bergeser ke buah, sayur, daging, susu, ikan. Kalau nggak kita siapkan secara besar-besaran dan sungguh-sungguh, kemampuan produksi buah, nanti kita impor lebih banyak lagi," paparnya.
0 comments:
Post a Comment