Acara pembangunan proyek kereta cepat ini berlangsung di kawasan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
"Desember ini soft launching oleh Pak Presiden di Walini," ucap Komisaris PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia Sahala Lumban Gaol usai ekpose Tim Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (2/12/2015).
Tetapi, Sahala menyatakan belum dapat memastikan untuk tanggal tepatnya soft launching proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini.
"Kita belum bisa menyampaikan tanggalnya," kata Sahala.
Kawasan Walini menjadi salah satu stasiun yang dibangun berkaitan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Sahala menyebut Tim dari Sekretariat Negara dan utusan khusus Menteri BUMN sudah meninjau ke Walini.
PT KCIC |
"Kehadiran kereta cepat ini diharapkan mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas penduduk," ucap Hanggoro di tempat sama.
Proyek pembangunan kereta Cepat Jakarta-Bandung menelan biaya sekitar US$ 5,5 miliar atau Rp 72 triliun.
"Jawa Barat menjadi pioner kereta cepat, ya ini episode baru transportasi di Indonesia," ujar Hanggoro.
KCIC adalah perusahaan patungan antara Indonesia dan China. Indonesia diwakili konsorsium BUMN terdiri dari PT Wijaya Karya, PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga, dan PT Perkebunan Nasional VIII. Sementara China diwakili oleh China Railway International Co. Ltd.
Perusahaan tersebut bertanggung jawab menuntaskan proyek yang ditargetkan rampung pada 2019.
PT KCIC Bangun Kereta Cepat
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akhirnya terbentuk. KCIC merupakan konsorsium gabungan antara BUMN Republik Indonesia yaitu PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) bersama dengan perusahaan China Railway International Co Ltd, Tiongkok guna membangun kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Ini adalah episode baru dalam merealisasikan pembangunan infrastruktur transportasi perkeretaapian,” kata Chairman PSBI Sahala Lumban Gaol dalam acara penandatanganan “joint venture” antara kedua belah pihak di Jakarta.
Untuk PT KCIC ini, saham kepemilikan dibagi antara PSBI dan pihak Tiongkok. Secara terperinci, sekitar 40% dari saham KCIC dimiliki oleh China Railway International, sedangkan 60% dimiliki PSBI.
Kereta Cepat |
Menurut Sahala, kerjasama yang dibangun antara pihak BUMN Indonesia dengan pihak perusahaan perkeretapian Tiongkok itu menjadi model bisnis yang mengutamakan komersialisasi serta tidak memberatkan APBN.
Selain itu, lanjutnya, kerjasama konsorsium tersebut juga dinilai tidak akan mengganggu pemerintah RI, karena tidak mengggunakan jaminan dari pemerintah karena skemanya adalah murni antarbisnis.
“Kami berharap pembangunan kereta cepat hasil kerjasama tersebut tidak hanya sebatas kereta cepat Jakarta-Bandung saja, tetapi diharapkan juga bisa menyebar kepada pembangunan di daerah lainnya,” ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment