DinamitSport - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengaku bahwa terdapat upaya adu domba antara eksekutif dan legislatif di balik bergulirnya kasus dugaan 'papa minta saham' yang dilakukan oleh Ketua DPR, Setya Novanto.
Fadli menuding bahwa upaya ini sengaja dilakukan oleh Presdir PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin.
"Tolonglah masyarakat jangan dibodohi. Bagaimana lembaga tinggi negara kok bisa diintervensi dengan mudah oleh suatu pihak swasta asing. Ini akan menjadi preseden buruk ke depan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Fadli menilai bahwa Maroef dengan sengaja merekam pembicaraannya dengan Setya Novanto dan pengusaha minyak Riza Chalid pada 8 Juni 2015 silam. Dengan rekaman tersebut, dilakukanlah upaya untuk melakukan upaya adu domba seperti sekarang ini.
Rekaman pembicaraan itu lalu dilaporkan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said lalu diteruskan ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Kita ini jangan di-devide at impera, jangan diadu domba untuk hal yang tidak ada. Apalagi ujung-ujungnya untuk perpanjangan Freeport," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Fadli pun mengaku tak melihat ada upaya permintaan saham dari Novanto dalam rekaman percakapan yang sudah diperdengarkan dalam sidang MKD.
Dia justru menganggap Maroef yang hendak memperpanjang kontrak Freeport sebelum waktunya.
"Kalau orang ngobrol-ngobrol bisa ngalor ngidul, mulai dari bawa nama tuhan sampai paus, nama kiai, semua dibawa-bawa. Orang ngobrol-ngobrol ya sah-sah saja," ucap politisi Partai Gerindra itu.
Maroef sebelumnya mengakui merekam pembicaraan dalam pertemuan dengan Ketua DPR, pengusaha Riza Chalid dan dirinya.
Maroef mengaku, tindakan itu dia lakukan karena khawatir atau curiga atas permintaan Riza untuk bertemu kembali.
MKD sudah memutar rekaman pertemuan yang didalamnya ada permintaan saham dengan mencatut nama Presiden-Wapres. Maroef juga sudah diminta keterangan oleh MKD.
Bagaimana menurut Anda?
Fadli menuding bahwa upaya ini sengaja dilakukan oleh Presdir PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin.
"Tolonglah masyarakat jangan dibodohi. Bagaimana lembaga tinggi negara kok bisa diintervensi dengan mudah oleh suatu pihak swasta asing. Ini akan menjadi preseden buruk ke depan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Fadli menilai bahwa Maroef dengan sengaja merekam pembicaraannya dengan Setya Novanto dan pengusaha minyak Riza Chalid pada 8 Juni 2015 silam. Dengan rekaman tersebut, dilakukanlah upaya untuk melakukan upaya adu domba seperti sekarang ini.
Fadli Zon |
"Kita ini jangan di-devide at impera, jangan diadu domba untuk hal yang tidak ada. Apalagi ujung-ujungnya untuk perpanjangan Freeport," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Fadli pun mengaku tak melihat ada upaya permintaan saham dari Novanto dalam rekaman percakapan yang sudah diperdengarkan dalam sidang MKD.
Dia justru menganggap Maroef yang hendak memperpanjang kontrak Freeport sebelum waktunya.
"Kalau orang ngobrol-ngobrol bisa ngalor ngidul, mulai dari bawa nama tuhan sampai paus, nama kiai, semua dibawa-bawa. Orang ngobrol-ngobrol ya sah-sah saja," ucap politisi Partai Gerindra itu.
Maroef sebelumnya mengakui merekam pembicaraan dalam pertemuan dengan Ketua DPR, pengusaha Riza Chalid dan dirinya.
Maroef mengaku, tindakan itu dia lakukan karena khawatir atau curiga atas permintaan Riza untuk bertemu kembali.
MKD sudah memutar rekaman pertemuan yang didalamnya ada permintaan saham dengan mencatut nama Presiden-Wapres. Maroef juga sudah diminta keterangan oleh MKD.
Bagaimana menurut Anda?
0 comments:
Post a Comment